Bantu Pemerintah Daerah Turunkan Stunting Di Daerah Kodam II/Sriwijaya Laksanakan Program Unggulan “Dapur Masuk Sekolah”
Lampung Tengah – Sebagai upaya membantu pemerintah Daerah dalam menurunkan Stunting Kodam II/Sriwijaya gelar kegiatan “Dapur masuk sekolah” yang langsung dicetuskan oleh Panglima Mayjen TNI Yanuar Adil.
Hadir dalam kegiatan tersebut untuk OPD Kab. Lampung Tengah dan Kota Metro, Pangdam II/Sriwijaya, Pengurus Persit KCK PD II/Sriwijaya, serta jajaran Kodim 0411/KM, Program tersebut kali ini manyasar SD N 3 Simbar Waringin, Kec. Trimurjo, Kab. Lampung Tengah. 14/11/2023.
Pangdam II/Sriwijaya, Mayjend TNI Yanuar Adil menerangkan bahwa kegiatan yang berlangsung tersebut bertujuan menurunkan angka Stunting yang ada di wilayah Kodam dimana meliputi Prov. Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung dan Lampung.
“Sasaran kedepannya kita mendukung upaya penurunan Stunting dari 2024 targetnya 14% dari 23%, dan saya mendapatkan laporan dari Wagub sekarang di Kab. Lampung Tengah sekarang sudah 7% berarti sudah melampaui target dan tujuan kita adalah menekan angka Stunting di seluruh wilayah Kodam II/Sriwijaya, dimana program ini merupakan program unggulan yang baru pertama kali dilaksanakan di Indonesia dimana ini merupakan inisiatif saya sendiri,” jelasnya.
Dirinya kembali menambah bahwa kedepannya akan digelar program unggulan kedua dengan sasaran kampus/universitas dengan tujuan meningkatkan rasa kecintaan terhadap TNI.
“Kedepannya kita akan adakan program unggulan kedua dimana kita masuk kampus dimana kita memberikan pencerahan tentang kegiatan serta tugas pokok TNI tujuan kita meningkatkan kecintaan mahasiswa kepada TNI dimana mahasiswa mau masuk TNI,” tambahnya.
Mayjend TNI Yanuar Adil mengatakan bahwa program unggulan tersebut memang ditujukan kepada SD N yang mana wali dari para siswa/siswi yang ada di sekolah tersebut memiliki ekonomi menengah kebawah.
“Kategori kita dalam kegiatan dapur masuk sekolah ini tentu dengan kategori dimana orang tua para siswa berpenghasilan menengah ke bawah sehingga program ini tidak dilaksanakan di kota besar maupun SD – SD unggulan tetapi di SD pinggiran kota dimana dalam program ini gizi dalam hidangan tersebut diatur,” pungkasnya. (Red)