Masuki Usia Ke – 87 Tahun Kota Metro Di Tangan Wahdi Siradjuddin Fokus Menuju Kota Pusaka

Walikota Metro Pimpin Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Kebakaran Pabrik PT. SJIM

Walikota Metro Pimpin Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Kebakaran Pabrik PT. SJIM

Metro – Kota Metro yang merupakan icon Kota Pendidikan di Provinsi Lampung telah memasuki usia ke – 87 pada tanggal 09 Juni kini fokus menuju kota pusaka.

 

Kota pusaka dengan tujuan menjaga kelestarian benda cagar budaya peninggalan sejarah Indonesia, dan di Indonesia sendiri sudah ada 33 Kota dan Kabupaten yang tergabung dalam jaringan kota pusaka Indonesia (JKPI) yang telah terbentuk sejak 25 Oktober 2008 lalu.

 

Adapun tujuan dari JKPI adalah Mengembangkan kerja sama di antara kota-kota yang mempunyai pusaka alam dan pusaka budaya yang penting, Mengembangkan kerja sama untuk melestarikan pusaka bersama para pemangku kepentingan, Mendorong peran aktif masyarakat dalam pelestarian pusaka dan pengembangannya yang positif dalam kehidupan bermasyarakat, Menginventarisasi kekayaan warisan pusaka dari anggota JKPI, Mengembangkan pemahaman keberagaman alam dan budaya untuk memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Dimana dibawah kepemimpinan Wahdi Sebagai Walikota, Kota Metro telah menetapkan 7 cagar budaya dan juga memiliki tim ahli cagar budaya (TACB) pertama di Provinsi Lampung, dan telah menerbitkan Perda dan Perwali serta membuat kurikulum sejarah lokal dan cagar budaya.

 

Wahdi mengatakan bahwa hal tersebut sesuai RPJMD Kota Metro 2021-2026 dimana pelestarian budaya merupakan upaya kota Metro menjadikan kota ini kota yang berbudaya dengan mengaktualisasi nilai-nilai budaya dan sejarah.

 

 

“Bersama-sama kita jadikan warna budaya dan sejarah sebagai cerita yang terus abadi untuk generasi selanjutnya,” ujarnya, Senin (10/6).

 

 

Meski demikian Wahdi juga mengakui bahwa penerjemahan RPJMD ini masih memerlukan waktu untuk dapat dipahami seluruh OPD untuk menjadi sebuah kesatuan gerak.

 

 

Sementara itu Kadis Dikbud Kota Metro, Suwandi mengatakan langkah Disdikbud membuat Kurikulum Sejarah Lokal dan Cagar Budaya adalah upaya penerjemahan visi Kota Metro yang salah satunya adalah berbudaya.

 

 

“Berdasarkan tupoksi kami, kini selain telah memiliki kurikulum sejarah lokal dan cagar budaya juga telah menerapkan kebijakan wajib kunjung kepada sekolah-sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Metro, khususnya SD dan SMP agar mengagendakan kunjungan ke cagar-cagar budaya yang ada sebagai upaya memperkenalkan peserta didik akan sejarah perkembangan Kota Metro,” jelasnya.

Masuki Usia Ke - 87 Tahun Kota Metro Di Tangan Wahdi Siradjuddin Fokus Menuju Kota Pusaka
Kota Metro Sebagai Kota Pusaka

Lewat kebijakan ini kunjungan ke cagar budaya meningkat drastis dan harapannya ke depan akan menarik wisatawan dari luar Kota Metro.

 

Terpisah Kepala BPPRD Kota Metro Syachri Ramadhan mengatakan bahwa dampak dari hal tersebut terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

 

“Kini retribusi kunjungan cagar budaya telah mulai berjalan, selain itu pendapatan dari even-even maupun sewa aset di sekitar cagar budaya telah menunjukan trend positif,” tambahnya.

 

 

Syachri optimis bila serius dikembangkan maka wisata sejarah dan cagar budaya kedepannya akan menajdi salah satu sumber pendapatan daerah.

 

 

Sementara itu Kadis Kominfo Kota Metro Subehi mengatakan pihaknya terus mendukung pengembangan cagar budaya yang ada melalui publikasi-publikasi, baik media berita maupun media sosial agar keberadaan cagar budaya semakin dikenal luas oleh masyarakat.

 

 

“Tentunya kami mendukung agar visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD Kota Metro 2021-2026 dapat diketahui dan disebarluaskan kepada masyarakat,” tambahnya.

 

 

Subehi menambahkan bahwa dalam waktu dekat Diskominfo juga akan menggelar Lomba Cerdas Cermat Kelompok Informasi Masyarakat (LCC KIM) di cagar budaya Rumah Asisten Wedana, tepatnya pada tanggal 12 Juni 2024 mendatang, yang tujuan salah satunya adalah untuk memperkenalkan keberadaan cagar budaya yang ada di Kota Metro ini kepada masyarakat, sehingga masyarakat lebih mengetahui tentang sejarah kotanya.

 

 

Heri Widarto dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Metro mengatakan bahwa dengan perkembangan dan geliat dan cagar budaya yang ada saat ini maka sudah saatnya Metro memiliki road map menuju Kota Pusaka.

 

 

“Potensi cagar-cagar budaya Metro yang berada di satu kawasan dan berdekatan tentunya menjadi daya tarik tersendiri terlebih Metro tak memiliki wisata alam seperti daerah lainnya, maka kekuatan sejarah dan cagar budaya dapat menjadi opsi untuk dikembangkan seperti di kota-kota besar lain di Indonesia,” jelasnya.

 

 

Pihaknya juga mengapresiasi perkembangan Kota Metro saat ini yang memiliki perhatian terhadap cagar-cagar budaya.

 

 

“Saatnya kita punya road map Kota Pusaka dan semoga pemimpin ke depan akan terus memberi perhatian terhadap pembangunan kebudayaan,” pungkasnya. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *